GERAK12 – Lembaga survei SMRC merilis hasil survei terkait siapa sosok yang akan dipilih sebagai capres jika dilakukan saat ini.
Hasilnya, Jokowi di peringkat teratas, disusul Prabowo Subianto. Namun suara Prabowo dinilai belum signifikan.
Survei nasional itu dilakukan pada 28 Februari-8 Maret 2021 dengan melibatkan 1.064 responden yag dipilih secara random (acak) dan diwawancara secara tatap muka. Margin of error penelitian adalah ± 3,07%.
SMRC menanyai responden dengan pertanyaan top of mind ‘Pemilihan Presiden mendatang masih sekitar tiga tahun lagi.
Tapi bila pemilihan Presiden diadakan sekarang ini, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai Presiden RI?’. SMRC tidak menyebutkan daftar nama. Hasilnya, Prabowo mendapat angka tertinggi kedua setelah Jokowi, yaitu 13,4 persen.
Berikut ini hasilnya:
1. Jokowi 15,2 persen
2. Prabowo 13,4 persen
3. Ganjar Prabowo 6,1 persen
4. Anies Baswedan 5,4 persen
5. Sandiaga Uno 3,1 persen
6. Ridwan Kamil 2,2 persen
7. Basuki T Purnama 2,0 persen
8. Hary Tanoe 1,2 persen
9. AHY 0,9 persen
10. SBY 0,7 persen
“Dalam jawaban spontan ini, masih ada 44,2% yang belum menjawab dan yang menjawab Presiden Jokowi masih dipilih oleh 15,2% persen, lalu Pak Prabowo 13,4%, di urutan ketiga ada Ganjar 6,1%, Anies Baswedan 5,4%, Sandi 3,1%, dan calon-calon lain di bawah 3%,” kata Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas dalam acara rilis survei bertajuk ‘Kondisi Ekonomi-Politik 1 Tahun COVID-19: Penilaian Publik Nasional’ dalam YouTube SMRC TV, Kamis (1/4)
Dari temuan survei tersebut, kecenderungan top of mind dalam survei selama ini Jokowi selalu mendapat dukungan paling tinggi, tapi setahun terakhir sudah turun jauh (antara 15-17%), bahkan jauh di bawah 3 tahun sebelum pemilu 2019 (sekitar 30%) karena Jokowi menurut UUD tidak boleh maju lagi dan publik kemungkinan menyadari itu.
Prabowo yang sudah beberapa kali jadi calon presiden dan wakil presiden, pada survei Maret 2021 baru mendapat dukungan spontan 13,4%, jauh di bawah Jokowi pada 3 tahun menjelang Pilpres 2019 (sekitar 30%).
“Dukungan pada Prabowo secara spontan 3 tahun menjelang Pilpres 2024 kurang-lebih sama dengan sekitar 3 tahun menjelang Pilpres 2019 (rata-rata sekitar 11%). Ini mengindikasikan peluang Prabowo 2024 tidak lebih baik dari 2019,” ujarnya.
Dalam format pertanyaan semiterbuka, Prabowo Subianto mendapat dukungan terbanyak 20%, disusul Anies Baswedan (11,2%), Ganjar Pranowo (8,8%), Sandiaga Uno (5%), Ridwan Kamil (4,8%), Basuki T Purnama (4,8%), AHY (3,5%), dan Tri Rismaharini (3.1%). Nama-nama lain di bawah 3% dan yang belum tahu 17,6%.
Dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 15 nama, Prabowo Subianto mendapat dukungan terbanyak (20,8%), disusul Anies Baswedan (13,1%), Ganjar Pranowo (12%), Sandiaga Uno (7,4%), Ridwan Kamil (6,7%), AHY (5,2%), Tri Rismaharini ( 5,2%), dan nama-nama lain di bawah 3%. Yang belum tahu 19,7%.
Menurut Abbas, meski Prabowo sementara berada di peringkat teratas, dukungan terhadap Prabowo belum meyakinkan.
“Untuk pertanyaan terbuka, Prabowo baru mendapat dukungan spontan 13,4%, jauh di bawah Jokowi pada 3 tahun menjelang Pilpres 2019, sekitar 30%,” kata Abbas.
“Demikian pula suara 20% di pilihan semiterbuka dan tertutup itu belum meyakinkan mengingat Prabowo adalah tokoh yang sudah dua kali menjadi calon presiden,” sambungnya.
“Kalau, pada Maret 2021 ini elektabilitas Prabowo hanya 20%, diperkirakan Pak Prabowo akan berat dalam Pilpres 2024 ini bila ia maju. Soalnya kalau kita bandingkan dengan Maret 2021 ini 3 tahun jelang Pilpres ini sebetulnya mirip pada kondisi 2011 yang lalu 3 tahun menjelang 2024 belum ada calon yang mendominasi suara,” ungkapnya.
Menurut Abbas, kondisi pada Maret 2021 ini (3 tahun menjelang Pilpres 2024) mirip dengan kondisi pada 2011 (3 tahun menjelang Pilpres 2014), yakni belum ada calon yang mendominasi suara.
Pada Mei 2011, Megawati mendapat dukungan paling besar, 20,3%, kemudian Prabowo 10,2%. Nama Jokowi belum muncul ke 5 besar waktu itu. Tapi pada Pilpres 2014 akhirnya Jokowi yang terpilih sebagai presiden.
“Oleh karena itu, kelihatannya dalam kondisi menjelang 3 tahun menjelang Pemilu ini kinerja Pak Prabowo terlihat belum cukup meyakinkan,” ujarnya.
Discussion about this post