GERAK12- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan terdapat dua terduga pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan. Satu orang tersangka disebut telah teridentifikasi sedangkan satu lagi masih diidentifikasi.
Sekedar informasi, ledakan bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar pada pukul 10.28 Wita. Saat ledakan terjadi, sejumlah jemaat gereja tengah beribadah di lokasi.
Pelaku bom bunuh diri diduga 2 orang dengan menggunakan sepeda motor. Pelaku sempat dicegah sekuriti Gereja Katedral Makassar saat akan masuk ke pelataran gereja. Pelaku akhirnya meledakkan diri.
“Kejadian tersebut dilakukan oleh 2 tersangka, tersangka pertama atas nama L (sidik jari identik), sedangkan tersangka kedua masih diidentifikasi,” kata Sigit, usai meninjau lokasi bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Minggu (28/3) seperti dikutip dari detik.com
Sigit mengatakan terduga pelaku merupakan kelompok jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Kelompok ini disebut memiliki keterkaitan dengan pengeboman gereja Katedral Jolo Philipinan.
“L merupakan kelompok JAD yang memiliki keterkaitan dengan peristiwa pengeboman gereja Katedral Jolo Philipinan Selatan pada Januari tahun 2018,” tuturnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulsel Kombes E Zulpan menyebut pelaku yang telah teridentifikasi merupakan laki-laki. Sedangkan satu pelaku lain merupakan wanita.
“Pelakunya 2 orang, laki-laki dan wanita,” kata Zulpan.
Zulpa mengatakan proses identifikasi tehadap pelaku wanita tengah dilakukan. Menurut Zulpa identifikasi belum selesai karena kondisi jasad terduga pelaku hancur.
“Karena hancur kan, hancur,” sebut Zulpan.
Sebuah foto diduga pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar bereda di aplikasi pesan singkat. Foto tersebut dibenarkan polisi sebagai foto terduga pelaku bom.
Dalam foto itu, terlihat ada seorang pria dan wanita tengah berboncengan menggunakan sepeda motor. Seorang wanita yang berada dalam posisi di bonceng.
Foto terduga bomber Makassar itu dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes E Zulpan.
“Iya (foto beredar benar terduga pelaku). Itu mungkin teman-teman (ada yang dapat). Pelakunya 2 orang, laki-laki dan wanita,” katanya.
Menurutnya, Biddokkes Polda Sulsel baru mengungkap identitas terduga pelaku pria yang potongan kepalanya sempat ditemukan di atas atap sebuah bangunan di samping Gereja Katedral Makassar.
Sedagkan untuk identitas terduga pelaku wanita masih dalam penyelidikan. Polisi beralasan potongan tubuh terduga pelaku wanita hancur.
Pemerintah telah mengutuk keras aksi teror bom bunuh diri ini. Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa terorisme adalah kejahatan kemanusiaan dan tidak terkait agama apapun.
“Terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apa pun,” ujar Jokowi.
Waketum MUI Anwar Abbas juga mengutuk keras kejadian bom bunuh diri itu karena tidak manusiawi dan bertentangan dengan nilai ajaran agama mana pun yang diakui negeri ini. Dia meminta supaya kejadian bom bunuh diri itu tidak dikaitkan dengan SARA. Hal itu akan membuat kondisi semakin tidak kondusif.
“Di samping itu, MUI juga meminta supaya masalah ini jangan di kait-kaitkan dengan agama dan atau suku tertentu di negeri ini karena hal demikian akan semakin membuat rumit dan keruhnya suasana,” ujarnya.
Terpisah, Polda Jambi meminta kepada jajaran kepolisian, masyarakat Jambi, instansi terkait untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul aksi bom bunuh diri itu.
“Perbuatan tersebut adalah terkutuk dan biadab serta kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Kapolda Jambi Irjen Pol A Rachmad Wibowo melalui Kabid Humas Polda Jambi Mulia Prianto dilansir Gatra.com, Minggu (28/3).
Mulia melanjutkan, Polda Jambi meminta kepada seluruh jajaran kepolisian beserta instansi terkait dan masyarakat di Provinsi Jambi untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Jajaran kepolisian, mulai dari Polda Jambi dan seluruh Polres/Polresta meningkatkan kewaspadaan di wilayah masing-masing, khususnya di tempat peribadatan umat kristiani dan juga tempat ibadah umat lainnya,” ujar Mulia.
Mulia menambahkan, terkait ini perlu adanya peran serta dari tokoh agama, tokoh adat, ormas, tokoh pemuda dan instansi terkait lainnya.
“Perbuatan tersebut adalah terkutuk dan biadab, serta kejahatan terhadap kemanusiaan,” ucapnya.
Discussion about this post