GERAK12 – Deputi Bidang Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, mengatakan bahwa Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko pernah mencoba mengkudeta kepemimpinan empat partai politik berbeda sebelum akhirnya menduduki kursi Ketua Umum Partai Demokrat lewat penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB).
Menurutnya, empat parpol yang pernah dicoba dikudeta oleh Moeldoko ialah Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
“Operasi politik seperti ini bukan pertama kalinya oleh Moeldoko untuk memenuhi syahwat politiknya. Sebelumnya pernah mencoba di Partai Golkar, PPP, Hanura, dan PAN,” kata Kamhar, dikutip dari CNNIndonesia.com, Senin (29/3).
Namun, dia melanjutkan, upaya kudeta yang dilakukan oleh Moeldoko di empat parpol itu tidak berhasil karena empat parpol tersebut bagian dari koalisi pemerintah.
Menurutnya, pergerakan Moeldoko ketika itu tidak bisa merusak konstelasi dan hubungan parpol koalisi pendukung pemerintah.
Kamhar pun menyebut bahwa alasan Moeldoko menerima pinangan jadi Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB untuk menyelamatkan partai merupakan bentuk penyesatan opini.
Dia berkata, Moledoko telah mencoba menutupi keterlibatan aktor aktif sekaligus aktor kunci yaitu mantan-mantan kader Partai Demokrat sebagai operator yang tergabung dalam gerombolan yang berupaya mengudeta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Kamhar menambahkan, Moeldoko juga mencoba melakukan pembodohan publik dengan mempresentasikan alasan kudeta AHY untuk penyelamatan Partai Demokrat. Ia menilai, Moeldoko tidak mengerti dan memahami apa yang disampaikan.
“Logika ini bisa diterima jika Moeldoko memiliki modal politik atau rekam jejak yang istimewa sehingga kehadirannya bisa mendongkrak naik elektabilitas Partai Demokrat sebagaimana dulu SBY pada 2004 dan 2009 yang elektabilitasnya sangat tinggi sehingga Partai Demokrat menerima limpahan elektoral,” ujar dia.
Hingga saat ini belum ada tanggapan dari Moeldoko terkait upaya kudeta terhadap empat partai tersebut.
Sebelumnya, Moeldoko mengakhiri gerakan tutup mulut atas kekisruhan di Partai Demokrat yang terbelah menjadi dua kubu lewat akun media sosial Instagram miliknya, dr_moeldoko pada Minggu (28/3).
Dalam mengawali aksi buka mulutnya, Moeldoko mulai dengan mengatakan ada perubahan arah demokrasi di internal Partai Demokrat.
“Saya ini orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat. Kekisruhan sudah terjadi, arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat,” kata Moeldoko dalam video tersebut.
Moeldoko bilang, ada situasi khusus dalam politik nasional yaitu pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Pertarungan ini, katanya, terstruktur dan mudah dikenali. Hal ini menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas 2045.
“Ada kecenderungan tarikan ideologis itu terlihat di tubuh Demokrat. Jadi, ini bukan sekadar menyelamatkan Demokrat tapi juga menyelamatkan bangsa dan negara,” sebutnya.
Discussion about this post