G12 Jambi – Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, Zudan Arif Fakrulloh bersama pejabat utama Kemendagri menggelar silaturrahmi bersama seluruh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) se-Provinsi Jambi.
Zudan mengajak semua jajaran Dukcapil membantu pemerintahan Presiden Joko Widodo mengatasi masalah stunting.
“Teman-teman, yuk bantu Pak Jokowi menuntaskan stunting. Caranya mulai data ibu hamil, kerjasama antara Dukcapil dan Dinas Kesehatan melalui Puskesmas. Puskesmas diberi hak akses hingga seluruh masyarakat Jambi bisa dihitung dengan mudah. Ibu hamil kapan dia akan melahirkan, diberi treatment apa, diberi bantuan apa ibu hamil ini,” ujar Zudan dalam keterangan tertulisnya diterima Gerak12, Jumat (12/3).
Ia mengatakan betapa pentingnya kemampuan berkomunikasi sebagai ciri dari leadership yang baik. Ia mencontohkan dari empat sifat Rasulullah yang dapat diimplementasikan dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.
“Pertama fatonah, cerdas atau pintar. Bukan IQ yang tinggi, tapi orang cerdas itu adalah orang yang bisa menerima keadaan, ada masalah dicari solusinya bukan mengeluhkan masalahnya. Jadi setiap kita itu cerdas kalau bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi. Kemudian amanah, itu mau menunaikan apa yang sedang menjadi tugasnya atau apa yang diembankan negara pada kita,” kata Zudan.
Kemudian, adalah Tabligh, yakni kemampuan untuk mentransformasikan gagasan pikiran, semangat kepada anak buahnya, dan terakhir adalah Siddiq, kalau betul dibetulkan, kalau salah dinyatakan salah.
“Negara harus hadir ke pintu-pintu rumah untuk memberikan pelayanan, itulah manajemen sistem pemerintahan memberikan pelayanan ke yang terdekat ke masyarakat,” kata Zudan.
Zudan yang juga ahli di bidang Hukum Administrasi Negara dan Sosiologi Hukum ini menjelaskan tentang teori trickle down effect. Dia mencontohkan pada sebuah gelas yang terisi air penuh dampaknya akan mengalir ke masyarakat sekitar. Seperti halnya jika pelayanan terpenuhi, maka masyarakat memberikan aspresiasi karena bagus ternyata menurutnya tidak.
“Jadi kalau masyarakat itu diibaratkan gelas, setiap kali diisi air pelayanan ternyata airnya tidak tumpah-tumpah karena semakin lama gelas airnya ditambah, juga gelasnya bertambah tinggi. Harapan masyarakat meningkat terus, jadi yang ingin saya sampaikan jangan puas pada pelayanan sekarang bagus, dua tahun lagi belum tentu bagus,“ sebut Zudan.
Oleh sebab itu, menurut Zudan pemerintahan itu harus bertransformasi terus-menerus berpindah untuk melakukan perbaikan karena kalau berhenti melakukan perbaikan berhentilah hidup ini.
“Kekuatan kita adalah harapan masyarakat, kita jadikan pendorong. Penarik untuk kita karena dalam manajemen kerja ilmunnya Ki Hajar Dewantara, pulling, ditarik atau pushing, didorong. Ki Hajar Dewantara itu mengajarkan Ing Ngarso Sung Tulodo, di depan memberi contoh, ” tutur Zudan.
Saat ini, katanya, Dukcapil sudah bergeser ke arah digital dan terus mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.
“2016 kita menggunakan layanan akte kelahiran online, kita nggak cukup hanya akte kelahiran online-kan semua. Pada tahun 2019 ada pencanangan dukcapil go digital, substansinya ingin pelayanan ke pintu-pintu rumah, karena ideologi kita-kan pelayanan yang membahagiakan masyarakatnya, ” sebut Zudan.
Discussion about this post