GERAK12 – Pemerintah salah satu kota di Jepang, Noto, menuai kritik karena memakai dana penanggulangan Covid-19 untuk membangun patung cumi-cumi raksasa dengan total biaya hingga 27 juta yen (Rp3,5 miliar).
Pemerintah Noto menyatakan bahwa mereka mendirikan patung raksasa sepanjang 13 meter itu pada Maret lalu untuk menggenjot kembali pariwisata kota di tengah pandemi Covid-19.
“Pariwisata di kota kami sangat rusak akibat corona. Kami ingin melakukan sesuatu untuk mendukung industri lokal,” ujar seorang pejabat Kota Noto kepada AFP dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (7/5).
Menurut pejabat itu, patung tersebut memang terbukti dapat menarik perhatian publik. Banyak orang datang ke tempat patung itu berdiri dalam beberapa waktu belakangan.
Pejabat itu mengatakan bahwa banyak anak-anak bermain di atas patung itu, sementara orang dewasa sibuk berfoto di depan instalasi tersebut.
Sebagian warga mendukung pembuatan patung ini. Mereka bahkan berharap pemerintah tak menghancurkan patung tersebut.
“Putri saya akan ke sana untuk piknik pada musim semi mendatang. Saya harap mereka tak menghancurkannya,” kata seorang warga Jepang di Twitter.
Namun, sebagian warga lainnya tak setuju dengan penggunaan dana publik untuk membangun patung cumi-cumi tersebut.
“Ini sangat aneh. Hal yang tidak jelas lainnya adalah mengapa patung ini patut dibiayai [dengan dana Covid]. Sangat salah menghabiskan pajak untuk hal yang tak penting. Wali kota dan politikus lokal harus membayarnya,” kata seorang warga.
Jepang sendiri saat ini masih berupaya menanggulangi pandemi Covid-19 yang masih mengkhawatirkan menjelang penyelenggaraan Olimpiade pada Juli mendatang.
Guna membendung gelombang keempat Covid-19 di Jepang, pemerintah pun memutuskan untuk memberlakukan status darurat di Tokyo, Osaka, Kyoto, dan Hogo, mulai 25 April hingga 11 Mei mendatang.
Discussion about this post