GERAK12 – Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko meminta wartawan tidak ikut-ikutan bersikap primitif.
‘Semprotan’ Moeldoko ke wartawan lantaran gerah ditanya soal kelanjutan Demokrat saat ia tengah bekerja di kantor kepresidenan.
Insiden terjadi saat Moeldoko, Jumat (9/4) siang, tengah memberi penjelasan soal langkah pemerintah ambil alih pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dari Yayasan Harapan Kita.
“Jangan ikut-ikutan primitif,” kata Moeldoko kepada wartawan di Lobi Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (9/4), dilansir CNNIndonesia.
Awalnya Moeldoko dengan lugas menerangkan terkait dengan langkah pemerintah mengambil alih pengelolaan TMII dari tangan Yayasan Harapan Kita.
Setelah beberapa menit menjelaskan soal TMII, salah seorang wartawan meminta Moeldoko untuk menjelaskan soal kisruh yang terjadi di tubuh Demokrat.
Pertanyaan itu dilontarkan karena Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat terpilih hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatera Utara belum pernah bicara pasca permohonan pengesahan kepengurusan pihaknya ditolak oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
Namun, Moeldoko menolak memberikan penjelasan. Ia meminta wartawan menanyakan hal yang terkait dengan kinerjanya sebagai KSP saja karena sesi tanya jawab tengah berlangsung di Kompleks Istana Kepresidenan.
“Ini Kantor Kepresidenan. Nanya yang berkaitan dengan urusan kerja-kerja KSP,” tutur Moeldoko.
Moeldoko diketahui tak bersuara setelah Menkumham Yasonna Laoly menyatakan menolak berkas permohonan pengesahan kepengurusan Partai Demokrat hasil KLB.
Meski begitu, sejumlah kader dan loyalis Moeldoko telah bergerak untuk menggugat Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat dan meminta Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membayar ganti rugi sebesar Rp100 miliar ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus).
Discussion about this post