• Beranda
  • Disclaimer
  • Hak Jawab dan Koreksi Berita
  • Karir
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Tentang Kami
Semua Bisa Bicara
  • PARLEMEN
  • DAERAH
    • BATANGHARI
    • BUNGO
    • KERINCI
    • KOTA JAMBI
    • MERANGIN
    • MUAROJAMBI
    • SAROLANGUN
    • SUNGAIPENUH
    • TANJAB BARAT
    • TANJAB TIMUR
    • TEBO
  • HUKUM
  • POLITIK
  • NASIONAL
  • MOTIVASI
  • SEREMONI
  • PARLEMEN
  • DAERAH
    • BATANGHARI
    • BUNGO
    • KERINCI
    • KOTA JAMBI
    • MERANGIN
    • MUAROJAMBI
    • SAROLANGUN
    • SUNGAIPENUH
    • TANJAB BARAT
    • TANJAB TIMUR
    • TEBO
  • HUKUM
  • POLITIK
  • NASIONAL
  • MOTIVASI
  • SEREMONI
Semua Bisa Bicara
  • PARLEMEN
  • DAERAH
  • HUKUM
  • POLITIK
  • NASIONAL
  • MOTIVASI
  • SEREMONI

Tentang Mereka Yang Terabaikan, Pergulatan Para Pemenang

Oleh : Dr. Noviardi Ferzi | Redaksi

Senin, 20 Desember 2021
A A
ShareTweetSendScan

Persaingan hebat tidak harus dibangun di atas kebencian. Mereka dibangun di atas rasa hormat, di atas rasa hormat terhadap keunggulan.
(Mike Krzyzewski)

Prolog – Fenomena biasa pasca perhelatan politik baik pilkada hingga suksesi organisasi, tim sukses terjangkit syndrom merasa ditinggalkan, terabaikan, terlupakan atau juga tersisihkan. Setelah kemenangan, tim seolah mengecil terkotak untuk sebuah kepentingan yang tak lagi sama dan seirama.

ARTIKELTERKAIT

Royal Centre Foundation Gelar Peletakan Batu Pertama Pembangunan Asrama Santri

Aksi Panggung Savaz Band dan Edwin M Guncang Kota Bandung di Acara Halal Bihalal

Mallica Glow Gelar Buka Bersama Anak Rumah Asuhan Umi Ikhlas, Ini Kata Tata

Sambut Ramadhan Remaja Masjid di Bajubang Laut Gelar Kerja Bakti

Perbaikan Sistem Pengelolaan Sampah di Sungai Penuh

Kegiatan O2SN dan FLS2N Ajang Mencari Bibit Atlit di Kecamatan Pemayung

Tentu saja tulisan ini tidak merujuk pada satu kasus tentang dinamika suatu tim sukses pilkada, baik itu tempat apalagi spesifik tim sukses tertentu. Opini ini dirangkum dari banyak kejadian secara umum terjadi pasca kemenangan pilkada. Kalaupun ada kesamaan kisah hanya suatu kebetulan belaka.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah tim sukses pun tidak ditemukan. Tim Penyukses dianggap lebih tepat karena tim ini berfungsi untuk menyukseskan orang yang belum sukses. Jadi lebih bermakna pada proses, bukan hasil. Sedangkan tim sukses lebih berkonotasi tim yang telah berhasil menyukseskan seorang kandidat. Tulisan ini membahas tentang tim sukses itu.

Perasaaan diabaikan menjadi narasi umum yang kerap terjadi pasca kemenangan. Keluhan tidak dapat bertemu lagi dengan sang calon, setelah mereka bantu habis – habisan. Harapan untuk tetap berada di lingkaran utama serta banyak menerima manfaat setelah kemenangan di raih lambat laun berganti dengan keluhan dan kekecewaan.

Tak luput dari ingatan adalah mereka yang merasa diri ditinggalkan. Mereka merasa jauh sehabis berjuang bersama dalam politik. Ada semacam tindakan eskapis sebab merasa tak dapat apa-apa dari hasil perjuangan politik. Dipikirannya, hanya terlintas pepatah: habis manis sepah dibuang.

Faktanya, setelah pemenangan di raih maka para tim sukses sama sekali tidak mempunyai Power lagi, bahkan untuk bertemu dengan orang yang telah dimenangkannya adalah sesuatu yang sangat sulit, bahkan menjadi hal yang mustahil. Padahal setelah pemenangan, yaitu para Tim Sukses seharusnya menjadi kelompok penekan yang dapat dengan segera menghantarkan seribu satu persoalan. Hal ini karena para tim sukses yang “berperang” dilapangan tidak memiliki mekanisme komunikasi langsung setelah kemenangan calon yang mereka bela.

Meski sebenarnya banyak persoalan – persoalan rakyat yang lebih penting untuk terus dimenangkan daripada kemenangan yang telah diraih. Bahwa tim sukses juga rakyat yang mempunyai mandat sosial, tanggung jawab moral untuk men segera kan perbaikan – perbaikan bagi lapangan ekonomi, lapangan sosial dan lapangan politik.

Pasca perjuangan politik, mesti komunikasi tetap ada. Menang politik tak berarti perjuangan politik itu selesai. Justru, menang politik pertanda perjuangan berat siap menanti di depan mata. Mempertahankan kemenangan itu tidak mudah. Menang berarti realisasi atas semua ide dan pikiran yang telah mendapat persetujuan rakyat. Karenanya, barisan politik mesti tetap utuh, tak usah merasa ditinggalkan. Komunikasi mesti ditinggkatkan karena tanggung jawab politik pasca kemenangan itu berat.

Hanya saja cita – cita ini sulit terwujud karena mekanisme komunikasi melemah setelah menang menjadi titik lemah yang menjadi akar keluhan para tim sukses. Idealnya tim sukses yang berperang dilapangan mampu mengikat para calon yang akan dimenangkan nya untuk dapat terus berkomunikasi dengan mereka, karena mereka juga sebenarnya terhutang janji pada masyarakat. Bukan sekedar kelompok yang mengantar sang pemimpin kelingkaran baru bernama birokrasi dan elut baru hasil seleksi alam dari tim sukses yang bergerak sebelumnya.

Sejatinya, dalam politik, tidak ada yang ditinggalkan, Mereka yang pernah menjadi bagian dari perjuangan politik akan selalu ada dalam ingatan politik. Seorang pemimpin politik menaruh mereka dalam pikiran dan hati. Setiap kisah perjuangan bersama selalu jadi asupan etis untuk saling mengikat. Kisah politik adalah kisah persaudaraan yang terikat dalam ingatan politis, hanya saja karena kepentingan yang berbeda perasaan ditinggalkan itu mengemuka.

Dalam keyakinan tak ada lupa ini, lalu disangkutkan dengan satire politik Pilkada: “kalau jadi, lupa”. Sesuatu yang pasti terjadi, meski secara parsial tak menyeluruh pada semua tim. Pemimpin selalu punya indera etis untuk melihat mana kawan, mana lawan (mana sengkuni). Justru yang bisanya ada adalah politisasi kata “ditinggalkan”, biar bisa menggiring emosi dan persepsi politik publik. Mengutip filsuf Criss Jami, “friends ask you questions; enemies question you”. Akar soalnya cuma satu, miskomunikasi.

Dari kepentingan ini realitas minor politik praktis kita. Lumrah, siapa yang terlibat politik praktis meminta “hak”. Semacam meminta komitmen dari perjanjian yang tak pernah dibuat, tetapi mesti dimengeti. Tak ada makan siang gratis. Saya sudah memberi, saya wajib menerima balasan lebih. Itu biasa dalam politik riil. Tapi biasa juga untuk di ingkari dengan realitas situasi yang berubah.

Sosialis memang, namun itulah politik dalam hal yang paling praktis. Mengutip Harold Lasswell, politik adalah soal “who gets what, when and how”. Mereka yang ikut berjuang dalam politik, pasti menyelipkan kepentingan minornya di bawah kepentingan mayor (bonum commune). Tanpa itu, politik tidak berjalan.

Bagi mereka yang mendapatkan “bagian”, semuanya tidak menjadi soal. Semua akan baik-baik saja. The winner takes all, sang pemenang menikmati semuanya. Mengacu pada skala nasional. All the president men mendapat jatahnya masing-masing. Ada yang dapat jatah Menteri, proyek BUMN, promosi jabatan, tim ahli, penasehat, dubes dan sebagainya. Fenomena ini tak sepenuhnya terjadi dengan apa yang dibuat oleh pemimpin politik, katakanlah Gubernur, Bupati dan Wali kota.

Lantas, apa yang membuat kawan politik merasa terlepas dari rantai kekuasaan? Soalnya, lagi-lagi, adalah komunikasi. Justru pasca kemenangan politik, mereka tak lagi sempat merapatkan barisan. Apa pun keperluan, mesti ada komunikasi. Cukup sapa, lalu sebutkan apa permintaan. Toh, tidak semua apa yang diinginkan diketahui atau dipahami oleh sang pemimpin. Tak perlu malu, apalagi canggung. Perkawanan politik itu sudah jadi bekal, dan kawan pasti tak datang sebagai penyamun.

Dalam politik, sebenarnya pemimpin selalu punya indera etis untuk melihat mana kawan, mana lawan (mana sengkuni). Justru yang bisanya ada adalah politisasi kata “ditinggalkan”, biar bisa menggiring emosi dan persepsi politik publik. Mengutip filsuf Criss Jami, “friends ask you questions; enemies question you”. Akar soalnya cuma satu, miskomunikasi.

Yang tabu dalam politik itu adalah mereka yang berparas “sengkuni”. Posisinya tidak jelas dalam tim sukses Paket A atau B atau C atau D, dan sebagainya. Plintat-plintut. Warna politiknya tidak sesuai dengan pilihan tim politiknya (duri dalam daging tim sukses). Lalu pukul dada ketika ada kandidat lain yang berhasil memenangkan kontestasi politik.

Tim sukses tidak akan pernah melepaskan identitas dirinya sebagai wajah dari pemimpin, oleh karena sudah menjadi keharusan apabila kepentingan masyarakat terpenuhi, maka kepentingan individu akan terpenuhi dan inilah kebahagian hidup manusia sebagai mahluk sosial. Karena persaingan apapun yang terjadi dalam tim sukses, janganlah persaingan yang dibangun atas suatu kebencian.

Previous Post

PTT Kabupaten Batanghari Akan di Seleksi Ulang, Ini Kata Sekda

Next Post

Politisi Nasdem Sapuan Ansori Dorong Ekonomi Petani Padi di Bajubang Laut

Next Post

Politisi Nasdem Sapuan Ansori Dorong Ekonomi Petani Padi di Bajubang Laut

Binda Jambi Gelar Launching Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun di Kota Jambi

Tiga pemuda Suku Anak Dalam. (Antara)

Tiga Suku Anak Dalam di Jambi Resmi Jadi Polisi

Al Haris menggelar rapat bersama OPD. (Dok Gerak12)

Usai Didemo Buruh, Haris Naikan UMP Jambi

Markas Polda Jambi. (Ist)

Polisi Larang Warga Buat Keramaian di Malam Pergantian Tahun

Discussion about this post

TERBARU

SEREMONI

Hj. Hesti Haris Serahkan 50 Unit Bantuan Bedah Rumah di Kota Jambi

by Redaksi
Jumat, 29 Agustus 2025
0

Gerak12.com- Ketua Pembina Posyandu Provinsi Jambi, Hj. Hesti Haris menyerahkan bantuan sebanyak 50 unit Bedah Rumah bagi masyarakat Kota Jambi. Program...

Read more
SEREMONI

Warga Tersenyum Sumringah dan Bahagia, Hj. Hesti Haris Serahkan 17 Unit Bantuan Bedah Rumah

by Redaksi
Jumat, 29 Agustus 2025
0

Gerak12.com- Senyum sumringah dan bahagia serta rasa terharu tampak di wajah warga masyarakat ketika Ketua Pembina Posyandu Provinsi Jambi, Hj. Hesnidar...

Read more
SEREMONI

Bunda Hesti Haris Tinjau Pendidikan Anak SAD di Desa Hajran Batang Hari

by Redaksi
Jumat, 29 Agustus 2025
0

Gerak12.com- Bunda PAUD Provinsi Jambi, Hj. Hesnidar Haris, SE (Hesti Haris), melakukan kunjungan ke Kampung Budaya Kawasan Pemberdayaan Masyarakat Suku Anak...

Read more
SEREMONI

Gubernur Al Haris Dampingi Menteri Transmigrasi Bahas Penyelesaian Permasalahan TSM IV Gelam Baru

by Redaksi
Rabu, 20 Agustus 2025
0

Gerak12.com- Gubernur Jambi, Dr. H. Al Haris, S.Sos., M.H, mendampingi Menteri Transmigrasi Republik Indonesia, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, dalam audiensi...

Read more
SEREMONI

Gubernur Al Haris Dorong Kenduri SKO Masuk KEN 2026

by Redaksi
Minggu, 3 Agustus 2025
0

Gerak12.com- Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris, S.Sos., MH menyatakan komitmennya untuk mendorong agar Kenduri Sko, salah satu tradisi budaya khas...

Read more
SEREMONI

Gubernur Al Haris menghadiri MUNAS V Asosiasi Daerah Penghasil Minyak dan Energi Terbarukan yang dibuka oleh Wakil Menteri ESDM dan dihadiri Wamen LH, Pejabat Kementrian Terkait, Gubernur dan Bupati/Wako di Hotel JW Mariot Jakarta

by Redaksi
Kamis, 10 Juli 2025
0

Gerak12.com- Gubernur Jambi, Dr. H. Al Haris, S.Sos, MH menghadiri kegiatan Pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) V Asosiasi Daerah Penghasil Migas...

Read more
SEREMONI

Hadiri ICI 2025, Gubernur Al Haris Harap Adanya Pemerataan Pembangunan Infrastruktur

by Redaksi
Rabu, 11 Juni 2025
0

Gerak12.com- Gubernur Jambi, Al Haris turut hadir dalam ajang International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 yang diselenggarakan di Jakarta International Convention...

Read more
SEREMONI

Teken Komitmen SPMB Berintegritas Tahun Ajaran 2025/2026, Gubernur Al Haris: Tak Ada TitipanJambi

by Redaksi
Selasa, 10 Juni 2025
0

Gerak12.com- Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris, S.Sos, MH bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Jambi menandatangani komitmen bersama pelaksanaan...

Read more
SEREMONI

Audiensi dengan Menkes, Gubernur Al Haris Dorong Pemerataan dan Penguatan Layanan Kesehatan Daerah

by Redaksi
Kamis, 5 Juni 2025
0

Gerak12.com- Gubernur Jambi, Dr. H. Al Haris, S.Sos, MH bersama para Bupati dan Wali Kota se-Provinsi Jambi melakukan audiensi dengan Menteri...

Read more
SEREMONI

Gubernur Al Haris Dampingi KSAD Resmikan 47 Titik Program TNI AD Manunggal Air di Jambi

by Redaksi
Selasa, 3 Juni 2025
0

Gerak12.com- Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris, S.Sos., M.H., mendampingi rangkaian kunjungan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli...

Read more
  • Beranda
  • Disclaimer
  • Hak Jawab dan Koreksi Berita
  • Karir
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Tentang Kami

© 2021 Gerak 12 - Alamat Redaksi di Jalan Kapten Pattimura, Kota Jambi. Kode Pos 36122. Developed by Ara.

No Result
View All Result
  • PARLEMEN
  • DAERAH
    • BATANGHARI
    • BUNGO
    • KERINCI
    • KOTA JAMBI
    • MERANGIN
    • MUAROJAMBI
    • SAROLANGUN
    • SUNGAIPENUH
    • TANJAB BARAT
    • TANJAB TIMUR
    • TEBO
  • HUKUM
  • POLITIK
  • NASIONAL
  • MOTIVASI
  • SEREMONI

© 2021 Gerak 12 - Alamat Redaksi di Jalan Kapten Pattimura, Kota Jambi. Kode Pos 36122. Developed by Ara.