GERAK12 – Kepala Layanan Kimia Farma Diagnostik Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, yang telah menjadi tersangka penggunaan antigen bekas, PM (45), diketahui tengah membangun rumah mewah di kampung halamannya yang berada di Sumatera Selatan.
Namun, pembangunan rumah mewah yang berada di Griya Pasar Ikan, Kelurahan Simpang Periuk, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan itu terhenti setelah kasus penggunaan antigen bekas di Kualanamu terkuak.
Ketua RT7 Griya Pasar Ikan, Muslimin mengatakan, PM dan keluarganya telah lama tinggal di lingkungan tersebut sejak 2011 lalu. Sedangkan pembangunan rumah berlantai dua tersebut, lanjutnya, baru dilakukan beberapa waktu lalu.
“Kalau awal bangun persisnya lupa, kemarin-kemarin masih ada aktivitas orang kerja bangun rumah. Tapi setelah ada kabar kasus ini pembangunannya berhenti,” ujar Muslimin.
Dirinya mengungkapkan, PM dikenal sebagai warga yang ramah dan senang bersosialisasi dengan warga lainnya apabila sedang pulang kampung.
Oleh karena itu, sambungnya sebagian warga kaget ketika mengetahui PM terlibat dalam kasus antigen bekas di Bandara Kualanamu.
“Memang orang tahu dia kerja di Kimia Farma, tapi enggak nyebutin di Pekanbaru atau Medan. Jabatannya juga tidak tahu. Setelah mulai ramai kasus ini mulai warga bertanya-tanya hingga akhirnya tahu memang benar PM itu yang ditangkap,” kata dia.
Setelah kasus mencuat, keluarga PM yang tinggal di lingkungan tersebut pun jadi sulit ditemui warga. Muslimin mengatakan beberapa warga menyebut keluarga PM ke luar kota.
“Kabarnya mereka pergi ke Padang, ada keluarga yang sakit sejak dua hari lalu,” ungkapnya.
Dalam kasus pelayanan tes antigen menggunakan alat bekas di Bandara Kualanamu, Polisi telah menetapkan sejumlah orang sebagai tersangka.
PM termasuk dari 5 orang tersangka. Mereka diketahui telah melakukan praktik pelayanan tes antigen di Bandara Kualanamu sejak 17 Desember 2020.
Para tersangka ditaksir meraup keuntungan Rp1,8 miliar atas aksinya tersebut. Kepolisian menyebut Manajer Kimia Farma berinisial PM mendapat keuntungan rata-rata Rp30 juta per hari. (CNN Indonesia)
Discussion about this post