GERAK12 – Pesan waspada penularan COVID-19 terus ditekankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulang kali. Jokowi bahkan harus menyebut kata hati-hati sampai puluhan kali. Pesan itu termasuk juga ditujukan untuk Provinsi Jambi.
Arahan itu disampaikan Presiden Jokowi seperti disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa kemarin (18/5/2021).
Di awal sambutannya, Jokowi meminta kepala daerah mewaspadai kenaikan kasus COVID-19 setelah libur Lebaran.
“Kita masuk ke pokok acara, pasca-Lebaran, hati-hati. Betul-betul kita harus waspada karena berpotensi, ada potensi jumlah kasus baru COVID,” kata Jokowi.
Kata ‘hati-hati’ itu kembali disampaikan Jokowi saat berbicara mengenai lockdown di negara tetangga. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta semua pihak mewaspadai gelombang kedua dan ketiga penularan COVID-19.
“Kita harus memiliki ketahanan, memiliki endurance karena tidak mungkin selesai dalam waktu sebulan-dua bulan, hati-hati gelombang kedua, gelombang ketiga di negara-negara tetangga kita juga sudah mulai melonjak drastis. Malaysia, sudah lockdown sampai Juni. Singapura, juga sudah lockdown sejak Mei dan semakin ketat pada minggu-minggu kemarin. Kita harus melihat tetangga-tetangga kita,” kata Jokowi.
Jokowi kembali menyampaikan kata ‘hati-hati’ saat memaparkan data kenaikan kasus di 15 provinsi. Jokowi bahkan menyebut satu per satu yang mengalami kenaikan kasus COVID-19.
“Lima belas provinsi mengalami kenaikan,ini hati-hati. Sekarang kita terbuka, hati-hati Aceh, hati-hati Sumbar. Hati-hati Riau. Hati-hati Jambi, hati-hati DKI Jakarta, hati-hati Maluku, hati-hati Banten, hati-hati NTB, hati-hati Maluku Utara, hati-hati Kalteng, hati-hati Sulteng, hati-hati Sulteng, hati-hati Sulsel, hati-hati Gorontalo. Kelihatan dalam grafisnya kurvanya semuanya kelihatan, sekarang kita tandai merah dan hijau. Sebagian ada di Sumatera, dan ada di Jawa dan juga ada di Sulawesi dan Kalimantan,” ujar Jokowi.
Selain itu, Jokowi menyampaikan kasus COVID-19 mingguan di Pulau Sumatera. Ada beberapa provinsi yang mengalami kenaikan dan ada juga yang mengalami penurunan tapi masih di angka yang cukup tinggi.
“Bisa dilihat Aceh turun tapi masih berada di posisi yang tinggi. Sumut juga sama, naik belum turun. Sumbar juga tinggi tetapi sudah ada penurunan dan provinsi-provinsi yang lainnya, Sumsel juga tinggi tapi ada penurunan, Babel tinggi tapi ada penurunan, Jambi tinggi tapi ada penurunan tapi tetap semuanya harus hati-hati. Yang turunnya drastis hanya di Bengkulu sehingga kita beri tanda hijau, bukan zona hijau tetapi turunnya tren mingguannya kelihatan. Hati-hati Riau, Kepri naik belum turun, hati-hati. Lampung tinggi tapi sudah menurun tapi juga hati-hati,” tutur Jokowi.
Begitu pula saat Jokowi berbicara mengenai rasio keterisian tempat tidur di rumah sakit. Kata ‘hati-hati’ terus disampaikan berulang oleh Jokowi.
“Sekarang bed occupancy ratio, rasio keterisian tempat tidur di rumah sakit, target kita sekarang harus di bawah 50. Ada yang masih di atas 50 karena per nasional ini keterisian rasio keterisian tempat tidur di RS secara nasional ini. Kita berada di posisi yang baik, yaitu 29 persen tapi ada beberapa provinsi yang di atas 29 persen dan yang masih di atas 50 persen. Ini tolong semua gubernur, bupati, wali kota tahu angka-angka ini. Tiga provinsi hati-hati, Sumatera Utara BOR-nya 56 persen, Kepri BOR-nya 53 persen, Riau BOR-nya 52 persen. Kalau yang masuk ke rumah sakit banyak, artinya memang harus hati-hati, super hati-hati,” tutur Jokowi.
Jokowi mengaku sempat takut saat rasio keterisian tempat tidur di rumah sakit menyentuh 80%. Saat itu kapasitas di Wisma Atlet pun sangat penuh.
“Karena BOR nasional sudah turun 29 persen, pernah dulu di angka 80 persen dan juga yang sering saya pakai patokan itu Wisma Atlet. Karena memang ini yang banyak menampung pasien, Wisma Atlet. Pernah di September 2020 di atas 90 persen, saya ingat betul dan saya takut betul, sudah di atas 90 persen artinya dua minggu ke depan tidak bisa turun, sudah turun, kolaps, rumah sakit kalau sudah di atas angka itu,” papar Jokowi.
Namun angka itu kini telah menurun. Jokowi menyebut tingkat keterisian tempat tidur di Wisma Atlet sudah di bawah 20 persen.
“Tetapi sekarang, pagi tadi saya telepon. Saya kalau nggak telepon malam hari, pagi. Pagi tadi saya telepon, Wisma Atlet yang dulu sempat di atas 90 persen hari ini di angka 15,5 persen,” ucap Jokowi.
Selain itu, Jokowi membeberkan data mengenai mobilitas masyarakat di tempat wisata selama libur Lebaran 2021 yang melonjak drastis. Jokowi meminta semua pihak waspada.
“Saya melihat dari grafis dan kurva yang ada, mobilitas masyarakat di hari Lebaran kemarin, di tempat-tempat wisata ini naik tinggi sekali 38 persen sampai 100,8 persen. Hati-hati dua minggu ke depan, ini semuanya harus hati-hati karena ada kenaikan, mobilitas indeksnya naik 38 sampai 100,8 persen,” kata Jokowi.
Jokowi memerintahkan tempat wisata di zona merah dan oranye ditutup sementara. Sedangkan tempat wisata di zona hijau boleh dibuka namun tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Gubernur, bupati, wali kota hati-hati yang zonanya masih merah, zonanya masih oranye tempat wisata itu harus ditutup dulu. Yang kuning dan hijau buka tetapi sekali lagi petugas harus ada di sana, satgas harus ada di sana. Sehingga protokol kesehatan secara ketat tetap dilaksanakan, tidak boleh lepas manajemen, lepas tata kelola kita,” ujar Jokowi.
Sumber: detikcom
Discussion about this post