GERAK12 – Tim peneliti pada Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB), Universitas Indonesia (UI) menemukan rangka perahu kuno di Desa Lambur, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
“Penemuan kapal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah mampu membuat kapal besar yang mampu menjelajah sangat jauh di lautan lepas, bahkan sebelum kedatangan bangsa Eropa,” kata dosen Departemen Arkeologi FIB UI Ali Akbar, Kamis, 29 April 2021, dilansir viva.
Ia menjelaskan, bangsa Eropa dikenal sebagai penjelajah dunia pada sekitar abad ke-14 masehi, namun dengan adanya penemuan itu membuktikan bahwa bangsa Indonesia juga mampu berlayar ke Persia pada sekira abad ke-10 masehi.
Berdasarkan riset, panjang perahu kuno itu 24 meter dengan lebar 5,5 meter dan diperkirakan dibuat pada awal abad ke-16 masehi.
Sebagai perbandingan, pada akhir abad ke-16, tepatnya tahun 1596, Cornelis de Houtman, pelaut Belanda yang pertama mendarat di Indonesia, membawa empat kapal berukuran panjang 24 meter yang mampu mengarungi samudra dari Eropa sampai ke Nusantara.
“Hal ini menunjukkan bahwa teknologi perahu kuno di Jambi ini dapat menyamai kemampuan kapal-kapal Eropa tersebut,” katanya.
Ali mengatakan, penyusunan papan-papan perahu kuno itu menggunakan teknik papan ikat dan kuping pengikat (sewn plank and lashed-lug technique). Teknik itu merupakan ciri khas teknik pembuatan kapal masyarakat Asia Tenggara atau Austronesia dan diterapkan mulai dari sekitar abad ke-1 masehi.
Perahu kuno dengan teknik itu ditemukan, antara lain di Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Indonesia.
Perahu itu diyakini merupakan sisa peradaban Kerajaan Zabaj (Sabak) yang terletak di antara India dan Cina serta berada di garis ekuator.
Kerajaan itu merupakan kerajaan maritim berbudaya Islam yang terkenal dengan kemampuan penjelajahan kapal-kapal mereka.
Berdasarkan catatan kuno, perahu Zabaj juga telah sanggup berlayar ke Persia, yakni ke Pelabuhan Siraf di Iran.
Penelitian merupakan hasil kerja sama antara UI dengan Pemerintah Daerah Tanjung Jabung Timur dengan tujuan peningkatan kualitas pariwisata di lokasi Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Jambi.
“Situs tersebut terletak di lokasi transmigrasi yang terbilang cukup sepi. Diharapkan berdasarkan penelitian ini, pengolahan pariwisata daerah tersebut dapat dilakukan dan situs ini dapat menjadi media pembelajaran bagi bagi masyarakat umum,” kata Ali.
Discussion about this post