GERAK12 – Lansia tertua di Indonesia, Wirjawan Hardjamulia yang berusia 104 tahun menjalani suntik vaksin Covid-19 dosis kedua Rumah Sakit Vania, Jalan Siliwangi, Sukasari, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Selasa (20/4).
Wajah Wirjawan tampak semringah di lobi rumah sakit. Dengan didorong kursi roda, ia nampak tenang di antara para penerima vaksin lansia lainnya.
Anak ketiga Wirjawan yang ikut mendampingi, Indriyati Pardewi menuturkan, ayahnya sangat semangat mengikuti vaksin kedua.
“Usai vaksin pertama, tidak ada keluhan atau efek samping yang dialami. Ayah pun mengetahui vaksinasi dari televisi dan baca koran,” tutur Pardewi di lokasi vaksin.
Vaksin dosis kedua disuntikkan oleh dr Ronaldo Erric Manibuy yang mengenakan pakaian superhero. Wali Kota Bogor Bima Arya yang hadir pun memberikan semangat.
“Saya apresiasi Pak Wirjawan, 104 tahun hidup masih disiplin dan menjalani vaksinasi dosis kedua,” kata Bima.
Bima pun berharap vaksin kepada Wirjawan bisa mengapresiasi lansia-lansia lain di Kota Bogor yang masih enggan divaksin.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor, dari sasaran 95.371 orang untuk vaksinasi lansia di Kota Bogor, baru 28.817 orang atau 30% yang telah divaksin.
Dinas kesehatan masih menemukan masih ada lansia, khususnya di daerah pinggiran, yang enggan divaksin.
Kadinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno menjelaskan, berdasarkan data dari Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kota Bogor mempunyai 95.371 sasaran dengan kategori lansia.
Dari jumlah itu, untuk lansia dengan suntikan dosis pertama 28.817 orang atau 30,22%. Sementara suntikan kedua baru 9.363 orang atau 9,82%.
Retno mengakui, masih rendahnya angka vaksinasi sasaran lansia, menurut Retno dikarenakan baru dimulai satu bulan yang lalu. Pasalnya, kebijakan pusat awalnya lansia diprioritaskan hanya di ibu kota provinsi.
“Vaksinasi tahap dua mulai pada Februari, awalnya hanya bagi kategori pekerja publik. Lansia prioritas di Ibu Kota Provinsi. Maret ada perubahan dari pusat, bahwa kota/kabupaten harus melakukan vaksinasi lansia. Jadi kita terlambat satu bulan. Sekarang prioritasnya lansia dan pendidik, pelayan publik di-pending (tunda) dulu,” jelas Retno.
Untuk sasaran yang bermukim di pusat kota, menurutnya, para lansia antusias mengikuti vaksinasi. Sedangkan lansia yang ada di wilayah perbatasan Kabupaten Bogor, seperti di Mulyaharja, Lawang Gintung, Harjasari, Situ Gede dan Ciluar banyak yang menolak vaksin karena takut divaksin.
Mereka juga merasa aman karena tidak kemana-mana, kemudian jauh dari fasilitas kesehatan (faskes).
“Jadi perlu sosialisasi tentang pentingnya vaksin. Kemarin berbagai upaya terobosan dengan jemput bola sudah dilakukan untuk mendekatkan akses layanan,” tambah Retno.
Sumber: BeritaSatu.com
Discussion about this post