GERAK12 – Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) akan mendapat dana pinjaman dan hibah mencapai US$836,7 juta atau setara Rp11,92 triliun (kurs Rp14.250 per dolar AS).
Dana tersebut diberikan untuk mendukung berbagai proyek terkait lingkungan hidup dan energi hijau di tanah air.
Direktur Utama BPDLH Djoko Hendratto merinci dana tersebut berasal dari enam sumber. Mulai dari Bank Dunia, Green Climate Fund (GCF), REDD+ Norway, Forest Carbon Partnership Facility (FCPF), BioCarbon Fund, hingga Ford Foundation.
“Dari World Bank kami mendapat sebesar US$2,1 juta (setara Rp29,92 miliar),” ujar Djoko, Jumat (28/5).
Djoko mengatakan Bank Dunia memberikan dana untuk pengelolaan dengan jangka waktu tiga tahun, yaitu 2021-2024.
Dana ini merupakan hibah langsung untuk mendukung BPDLH dalam mengelola dana lingkungan hidup seperti membangun Safeguards Indicators, Enviromental and Social Monitoring System (ESMS) dan Action Plan ESMS.
Selanjutnya, BPDLH mendapat dana senilai US$103,6 juta atau Rp1,47 triliun dari GCF selama 2021-2023.
Dana diberikan untuk mendukung program kerja sama dengan UNDP dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Ini sudah selesai semuanya sehingga kita eksekusi Juni ini,” imbuhnya.
Lalu, BPDLH mendapat dana dari FCPF senilai US$110 juta atau Rp1,56 triliun untuk program khusus yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur.
Pemberian dana sudah melewati Emission Reduction Payment Agreement sejak 27 November 2020.
“Saat ini sedang dalam proses finalisasi benefit sharing plan oleh BPDLH, KLHK, dan Pemprov Kaltim,” jelasnya.
Kemudian, BPDLH mendapat kucuran dana senilai US$60 juta atau Rp855 miliar dari BioCarbon Fund untuk periode 2023-2025. Dana diberikan untuk program khusus yang dilaksanakan oleh Pemprov Jambi.
“Sedang dalam proses penyusunan benefit sharing mechanism antara BPDLH, KLHK, dan Pemprov Jambi. Rencana penyaluran pertama pada 2025,” terangnya.
Setelah itu, ada aliran dana dari Ford Foundation senilai US$1 juta atau Rp14,25 miliar pada 2021.
Saat ini sedang tahap penyusunan proposal yang akan ditindaklanjuti dengan negosiasi mengenai bentuk dan mekanisme penyaluran kepada penerima manfaat.
Terakhir, akan ada suntikan dana dari REDD+ Norway mencapai US$560 juta atau Rp7,99 triliun. Rencananya, dana akan diberikan pada tahun ini.
“Tapi ini Norway kami belum dapat karena masih negosiasi tapi proposalnya di sampaikan sekitar US$560 juta untuk piloting, sedang dalam proses,” ucapnya. (CNN)
Discussion about this post