GERAK12- KPU daerah diminta dengan cermat menggelar 15 pilkada ulang dan 1 penghitungan suara ulang sesuai perintah Mahkamah Konstitisu (MK). KPU pusat juga menyiapkan segala hal, termasuk potensi gugatan baru ke MK nantinya.
“Disampaikan kepada KPU Prov/Kab/Kota agar bersungguh-sungguh, cermat, hati-hati dan memedomani prosedur dalam melaksanakan pemungutan suara ulang atau penghitungan suara ulang, karena hasilnya yang dituangkan dalam ‘keputusan baru’ potensial dijadikan ‘obyek hukum baru’ sengketa hasil di MK,” kata anggota KPU Hasyim Asy’ari, Minggu (28/3).
Dalam putusan MK tersebut, amar MK ada dua model:
1. ‘…dituangkan dalam Keputusan baru mengenai hasil akhir perolehan suara masing-masing pasangan calon…’
2. ‘…tanpa harus melaporkan kepada Mahkamah.’
Sehingga penggunaan frasa tersebut dapat dimaknai KPU Prov/Kab/Kota akan menerbitkan Keputusan baru, karena Keputusan awal telah dibatalkan MK. Atau Keputusan baru yang materinya berupa hasil akhir perolehan suara masing-masing pasangan calon, dapat menjadi ‘obyek hukum baru’ dalam sengketa perselisihan hasil Pilkada di MK jilid dua.
“Hal tersebut berkaitan dengan frasa ‘tanpa harus melaporkan kepada Mahkamah’ dalam semua Amar Putusan yang memerintahkan untuk menerbitkan Keputusan baru,” ujar alumnus FH Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) itu.
Terakhir, karena rentan digugat kembali, maka KPU daerah juga diminta menyiapkan langkah hukum ke MK.
“Agar menyiapkan anggaran untuk advokat sebagai kuasa hukum nantinya bila nyata-nyata terdapat permohonan sengketa hasil pilkada pasca pelaksanaan pemungutan ulang atau penghitungan suara ulang sebagai pelaksanaan Putusan MK,” kata Hasyim.
Berikut daftar pilkada yang harus diulang sesuai perintah MK:
1. Perkara No. 32 PHPU Kab Teluk Wondama (Papua Barat):
Memerintahkan Pemungutan Suara Ulang di TPS 5 Wasior, TPS 4 Maniwak, TPS 9 Maniwak dan TPS 14 Maniwak, dengan diikuti oleh semua paslon, PSU dilaksanakan paling lama 30 hari sejak putusan dibacakan, dan menggabungkan hasil PSU dengan hasil perolehan suara awal dengan dituangkan dalam SK baru tentang penetapan hasil rekap suara, tanpa harus melaporkan hasilnya kepada Mahkamah.
2. Perkara No. 12 PHPU Kab. Sekadau (Kalbar):
Memerintahkan Penghitungan Suara Ulang di seluruh TPS (65 TPS) di Kec. Belitang Hilir dilaksanakan paling lama 30 hari sejak putusan dibacakan, dan menggabungkan hasil penghitungan suara ulang dengan hasil perolehan suara awal dg dituangkan dalam SK baru tentang penetapan hasil rekap suara, tanpa harus melaporkan hasilnya kepada Mahkamah.
3. Perkara No. 97 PHPU Kab. Yalimo (Papua):
Memerintahkan PSU di seluruh TPS (76 TPS) di Distrik Welarek dan 29 TPS di Distrik Apalapsili, dilaksankan paling lama 45 hari sejak putusan dibacakan, dan menggabungkan hasil PSU dengan hasil perolehan suara awal dan dituangkan dalam SK baru tentang penetapan hasil rekap suara, tanpa harus melaporkan hasilnya kepada Mahkamah.
4. Perkara No. 84 dan 101 PHPU Kab. Nabire (Papua):
Memerintahkan PSU di seluruh TPS se Kab Nabire dimulai dengan pemutakhiran daftar pemilih, dilaksankan paling lama 90 hari sejak putusan dibacakan, dan dituangkan dalam SK baru tentang penetapan hasil rekap suara, Pembacaan Putusan MK PHPU Pilkada 2020, tanpa harus melaporkan hasilnya kepada Mahkamah.
5. Perkara No. 104 PHPU Kab. Morowali Utara (Sulteng):
Memerintahkan PSU pada TPS 1 Desa Peboa dan TPS 1 Desa Menyo’e, dan memerintahkan PSU dg cara mendirikan TPS Khusus di kawasan PT ANA bagi karyawan PT ANA yg memenuhi syarat sbg pemilih dan belum menggunakan hak pilih karena terhalang tidak dapat memilih pada 9 Des 2020, dilaksanakan paling lama 30 hari sejak putusan dibacakan, menggabungkan hasil PSU dengan hasil perolehan suara awal dengan dituangkan dalam SK baru tentang penetapan hasil rekap suara, tanpa harus melaporkan hasilnya kepada Mahkamah.
6. Perkara No. 124 PHPU Prov. Kalimantan Selatan:
Memerintahkan PSU pada semua TPS di 1 Kecamatan (Kota Banjarmasin), semua TPS di 5 Kecamatan (Kab. Banjar), dan 24 TPS di 1 Kecamatan (Kab. Tapin), dilaksanakan paling lama 60 hari sejak putusan dibacakan, menggabungkan hasil PSU dengan hasil perolehan suara awal dengan dituangkan dalam SK baru tentang penetapan hasil rekap suara, tanpa harus melaporkan hasilnya kepada Mahkamah.
7. Perkara No. 37 PHPU Kab. Labuhanbatu Selatan (Sumut):
Memerintahkan PSU pada 12 TPS di Kec. Torgamba dan 4 TPS di Kec. Kampung Rakyat, paling lama 30 hari kerja sejak putusan dibacakan, dan menggabungkan hasil PSU dengan hasil perolehan suara awal, dan dituangkan dalam SK baru tentang penetapan hasil rekap suara, tanpa harus melaporkan hasilnya kepada Mahkamah.
8. Perkara No. 57 PHPU Kab. Halmahera Utara (Maluku Utara):
Memerintahkan PSU pada 1 TPS Kec. Kao Teluk, 1 TPS Kec. Tobelo, 2 TPS Kec. Loloda Utara, dan memerintahkan PSU dengan cara mendirikan TPS Khusus di kawasan PT NHM bagi karyawan PT NHM yang memenuhi syarat sebagai pemilih dan belum menggunakan hak pilih karena terhalang tidak dapat memilih pada 9 Des 2020, dilaksanakan paling lama 45 hari kerja sejak putusan dibacakan, dan menggabungkan hasil PSU dengan hasil perolehan suara awal, dan dituangkan dalam SK baru tentang penetapan hasil rekap suara, tanpa harus melaporkan hasilnya kepada Mahkamah.
9. Perkara No. 58 PHPU Kab. Labuhanbatu (Sumut):
Memerintahkan PSU pada 5 TPS Kec. Rantau Selatan, 2 TPS Kec. Rantau Utara, 1 TPS Kec. Pangkatan, dan 1 TPS Kec. Bilah Hilir, dilaksanakan paling lama 30 hari kerja sejak putusan dibacakan, dan menggabungkan hasil PSU dengan hasil perolehan suara awal, dan dituangkan dalam SK baru tentang penetapan hasil rekap suara, tanpa harus melaporkan hasilnya kapada Mahkamah.
10. Perkara No. 16 PHPU Kab. Penukal Abab Lematang Ilir [Pali] (Sumsel):
Memerintahkan PSU pada 1 TPS Kec. Penukal Utara, dan 3 TPS Kec. Penukal, dilaksanakan paling lama 30 hari kerja sejak putusan dibacakan, dan menggabungkan hasil PSU dg hasil perolehan suara awal, dan dituangkan dalam SK baru tentang penetapan hasil rekap suara, tanpa harus melaporkan hasilnya kepada Mahkamah.
11. Perkara No. 70 PHPU Kab. Rokan Hulu (Riau):
Memerintahkan PSU pada 25 TPS Kec. Tambusai Utara (wilayah PT Torganda), dilaksanakan paling lama 30 hari kerja sejak putusan dibacakan, dan menggabungkan hasil PSU dengan hasil perolehan suara awal, dan dituangkan dalam SK baru tentang penetapan hasil rekap suara, tanpa harus melaporkan hasilnya kepada Mahkamah.
12. Perkara No. 86 PHPU Kab. Mandailing Natal [Madina] (Sumut):
Memerintahkan PSU pada 1 TPS Kec. Muara Sipongi dan 2 TPS Kec. Panyabungan Utara, dilaksanakan paling lama 30 hari kerja sejak putusan dibacakan, dan menggabungkan hasil PSU dengan hasil perolehan suara awal, dan dituangkan dalam SK baru tentang penetapan hasil rekap suara, tanpa harus melaporkan hasilnya kepada Mahkamah.
13. Perkara No. 93 PHPU Kab. Indragiri Hulu (Riau):
Memerintahkan PSU pada 1 TPS Kec. Batang Gangsal, dilaksanakan paling lama 30 hari kerja sejak putusan dibacakan, dan menggabungkan hasil PSU dengn hasil perolehan suara awal, dan dituangkan dalam SK baru tentang penetapan hasil rekap suara, tanpa harus melaporkan hasilnya kepada Mahkamah.
14. Perkara No. 130 PHPU Prov. Jambi:
Memerintahkan PSU pada 88 TPS yang tersebar pada 5 Kabupaten:
1) Muaro Jambi 59 TPS pada 3 Kec.;
2) Kerinci 7 TPS pada 4 Kec.;
3) Batanghari 7 TPS pada 4 Kec.;
4) Kota Sungai Penuh 1 TPS pada 1 Kec. dan;
5) Tanjung Jabung Timur 14 TPS pada 3 Kec.), dilaksanakan paling lama 60 hari kerja sejak putusan dibacakan, dan menggabungkan hasil PSU dengan hasil perolehan suara awal, dan dituangkan dalam SK baru tentang penetapan hasil rekap suara, tanpa harus melaporkan hasilnya kepada Mahkamah.
15. Perkara No. 21 PHPU Kota Banjarmasin (Kalsel):
Memerintahkan PSU pada pada 80 TPS di 3 Kelurahan pada Kec. Banjarmasin Selatan, dilaksanakan paling lama 30 hari kerja sejak putusan dibacakan, dan menggabungkan hasil PSU dengan hasil perolehan suara awal, dan dituangkan dalam SK baru tentang penetapan hasil rekap suara, tanpa harus melaporkan hasilnya kepada Mahkamah.
16. Perkara No. 132 PHPU Kab. Boven Digul (Papua):
Memerintahkan PSU Pilkada Boven Digul tanpa mengikutsertakan paslon Yusak Yaluwo dan Yakob Waremba, dilaksanakan paling lama 90 hari kerja sejak putusan dibacakan, dan dituangkan dalam SK baru tentang penetapan hasil rekap suara, tanpa harus melaporkan hasilnya kepada Mahkamah.
Discussion about this post