GERAK12 – Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah, menegaskan tren kenaikan jumlah kasus aktif rata-rata dalam 7 hari terakhir terjadi di 22 provinsi di Indonesia.
Dia menyatakan data tersebut menjadi alarm bagi pemerintah daerah untuk menekan kasus agar tidak semakin tinggi.
“Angka ini lampu kuning bagi pemerintah daerah sebagai perhatian para pemimpin daerah untuk bersiap jika memang terjadi kenaikan kasus lebih lanjut,” tandas Dewi dalam rapat koordinasi Satgas Penanganan Covid-19 Nasional, Senin (14/6/2021).
Dewi mengatakan analisis peningkatan kasus dilakukan berdasarkan metode simple 7 days moving, yaitu rata-rata kenaikan jumlah kasus aktif pada 7 hari terakhir dibandingkan 7 hari sebelumnya.
Lewat metode itu, per Sabtu (12/6/2021), terdapat 22 provinsi yang mengalami kenaikan kasus aktif yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.
Sebaliknya, terdapat 12 provinsi yang mengalami tren penurunan jumlah kasus aktif, yaitu Riau, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Papua Barat.
Menurut Dewi, kewaspadaan pemda harus diperkuat melihat angka positivity rate juga naik drastis. Dia membandingkan positivity rate selama 1 bulan pada Mei lalu sekitar 10,72%, namun pada Juni, meskipun baru tanggal 12 Juni, positivity rate sudah mencapai 11,14%.
“Artinya ini adalah alarm bagi kita yang menunjukkan mulai terjadi tren peningkatan di bulan Juni 2021,” tandas Dewi.
Dia menambahkan jumlah orang yang diperiksa mingguan di Indonesia masih sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 1.000 orang diperiksa per 1.000.000 penduduk per minggu. Konsistensi pemeriksaan (testing) sesuai WHO sudah berjalan sejak pekan kedua Januari 2021.
“Pada pekan ke-2 Mei, sempat terjadi penurunan jumlah pemeriksaan yang kemungkinan disebabkan karena libur Idul Fitri, namun kembali meningkat mencapai standar WHO pada 4 pekan terakhir,” kata Dewi.
Sumber: BeritaSatu.com
Discussion about this post