GERAK12 – Belasan atlet peserta Pekan Olahraga Nasional (PON) cabor Dayung melayangkan surat pernyataan ke KONI meminta drg Iwan Hendrawan mundur dari Ketua Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Provinsi Jambi.
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Jambi langsung menggelar rapat jam 2 siang tadi, Jumat (18/6), menanggapi pernyataan itu.
“Panitia pelatda minta waktu untuk mediasi dengan atlet PON ini,” ujar Juru Bicara KONI Provinsi Jambi, Maskun Sopwan.
12 atlet mengancam jika permintaannya tidak diindahkan, mereka akan mundur sebagai peserta PON Papua 2021.
Mereka adalah Riska Andriyani, Mutiara Rahma Putri, M Ali Mardiansyah, Subhi, Abdurrahman, Devita Safitri, Joko Andriyanto, M Arjun Syahputra, M Romi Fadli, Alib Malik Rangkuti, Zulbakri, Fuad Putra Bahari.
Pernyataan tertanggal 16 Juni 2021 juga ditembuskan ke Gubernur Jambi, Kadiskepora Provinsi Jambi dan Ketua Pengurus Besar PODSI.
“Ini namanya politisasi atlet oleh pihak yang merasa tersundutkan dengan kondisi beberapa hari ini. Saya sangat sayangkan mental atlet dirusak oleh kepentingan beberapa orang, sehingga apa yang telah dikorbankan orang untuk membesarkan dan membantu atlet selama ini tidak dianggap lagi. Semoga pengelolahan olahraga di Provinsi Jambi lebih baik lagi,” kata drg Iwan Hendrawan, juga bekas Dirut RSUD Raden Mattaher Jambi.
Berikut surat pernyataannya:.
Kepada Ketua Umum KONI Jambi, Kami yang bertanda tangan di bawah ini atlit PON Papua 2021 PODSI Jambi (nama-nama terlampir), dengan ini menyatakan bahwa:
1. Meminta Saudara Drg Iwan Hendrawan mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Pengprov PODSI Jambi periode 2017-2021. Agar pembinaan dan prestasi dayung menjadi lebih baik
2. Meminta agar pelatih abal-abal dan dadakan yang masuk SK TC PON Papua diganti dengan pelatih yang benar-benar membawa kami menjadi juara.
3. Meminta agar Ketua KONI Jambi, mengambil sikap tegas terhadap Ketua Umum PODSI Jambi yang arogan dan berkoar di Sosmed. Dan menjual nama kami atlit, khususnya atlit Pelatnas yang seolah-olah dia yang membuat kami berprestasi. Dan pelatih yang mereka pecat dari PODSI Jambi, dan digantikan dengan pelatih yang tidak punya prestasi apa-apa terhadap olahraga dayung.
4. Meminta kepada Ketua Umum KONI Jambi untuk menindaklanjuti uang saku atlit, yang tidak diterima dari Kejurnas Senior Tahun 2018 sampai Pra PON 2019. Dalam hal ini atlit menanda tangani uang saku (atlit yang berlatih di Jambi) tapi tidak menerima uang sakunya (atlit yang di Pelatnas tanda tangannya dipalsukan). Dan untuk Pra PON hanya diberikan uang saku makan untuk di jalan Rp 100 ribu untuk 5 orang atlit kecuali atlit yang di Pelatnas.
5. Sampai kami pulang pertandingan multi event ke Jambi, jangankan menyambut kami, mengucapkan selamat pun tidak sama sekali. Sedikitpun tidak memberi kontribusi kepada kami para atlit yang berprestasi. Jelas sekali tidak bisa menjadi panutan kami.
Jika permintaan kami ini tidak diindahkan, maka kami atlit dayung PODSI Jambi akan menyatakan mengundurkan diri dari pelaksanaan PON Papua yang akan selenggarakan tahun 2021 ini. Demikian pernyataan ini kami buat tanpa paksaan dari pihak manapun.
Discussion about this post