GERAK12- Kasus positif Covid-19 di Jambi kembali mengalami lonjakan.
Lonjakan tersebut belum seminggu kepemimpinan Al Haris dan Abdullah Sani sebagai Gubernur Jambi-Wakil Gubernur Jambi periode 2021-2024.
Haris dan Abdullah Sani dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Rabu 7 Juli 2021.
Menurut data dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi, Selasa (13/7), selama 24 jam terakhir mencapai 352 orang.
Dengan adanya penambahan, total keseluruhannya mencapai 14.606 orang. Ini menjadi rekor pertama sejak Corona memasuki Jambi pada 23 Maret 2020.
352 orang positif Covid-19 berasal dari Kota Jambi 125 orang, Kabupaten Batanghari 96 orang dan Kabupaten Muaro Jambi 10 orang.
Lalu, Kota Sungai Penuh 28 orang, Kabupaten Sarolangun 51 orang, Tanjung Jabung Barat 34 orang, Tebo tujuh orang dan satu orang Kabupaten Bungo.
Selain positif, Jambi juga mencatat kasus sembuh sebanyak 38 orang, yang berasal dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur 27 orang, Kabupaten Tebo sembilan orang dan dua orang Kabupaten Merangin.
“Pasien Corona yang sudah dinyatakan sembuh berjumlah 12.298 orang dan masih menjalani proses perawatan sebanyak 2.003 orang,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi, Johansyah, Rabu (14/7).
Terdapat juga penambahan satu pasien meninggal dunia yang berasal dari Kota Jambi. Total angka kematian akibat Covid-19 menjadi 305 orang, sebut Johansyah.
Satgas mengingatkan warga agar selalu meningkatkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Wajib memakai masker, mencuci tangan setelah beraktivitas, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan.
Terutama bagi lansia yang memiliki komorbid untuk lebih waspada penularan dengan tidak bepergian.
Kabupaten Batanghari satu-satunya daerah yang masuk zona merah. Dari sebelas kabupaten dan kota di Provinsi Jambi itu.
Enam daerah berada pada zona oranye atau zona resiko sedang penularan virus. Yakni Kabupaten Merangin, Bungo, Tebo, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat dan Kota Jambi.
Dan empat daerah lainnya berada pada zona kuning atau zona resiko rendah penularan. Yaitu Kota Sungai Penuh, Kabupaten Sarolangun, Kerinci dan Tanjung Jabung Timur.
Dibalik itu dalam upaya menekan angka Covid-19 di Jambi, Gubernur Jambi Al Haris berencana memanfaatkan eks Rumah Sakit Pertamina Bajubang di Kabupaten Batanghari sebagai tempat perawatan pasien Covid-19 di Jambi.
Menurutnya eks RS Pertamina yang dibangun pada zaman Belanda tersebut memiliki bangunan masih layak. Meski perlu dilakukan beberapa perbaikan dan pembangunan sejumlah gedung pendukung untuk isolasi pasien.
Kawasan rumah sakit tersebut juga terdapat lapangan golf yang luas. Sehingga dapat dimanfaatkan pasien untuk berjemur sebagai terapi kesehatan. Lokasi tersebut dianggapnya sangat mendukung karena jaraknya jauh dari publik. Aman untuk pasien dan masyarakat lainnya. Pemanfaatan tersebut dengan sistem pinjam pakai.
“Rumah sakit tersebut masih dapat difungsikan meski sejak tahun 2009 Rumah Sakit itu tidak lagi difungsikan. Terdapat empat zal di Rumah Sakit tersebut yang di perkirakan mampu menampung 120 orang,” katanya.
Ia menyebutkan dengan dijadikannya sebagai rumah sakit Covid-19, itu akan berdampak terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dan meningkatkan layanan pada Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) khususnya rumah sakit.
Ketua DPRD Provinsi Jambi Edi Purwanto mendukung penuh gebrakan Gubernur Jambi yang baru dilantik tersebut. DPRD pun siap mendorongnya dari segi anggaran.
“Prinsipnya DPRD mensupport apa yang menjadi grand desain provinsi terkait penanganan Covid. Pertamina punya CSR dan itu akan kita dorong dan rumuskan bersama-sama,” kata Edi.
Edi juga menyarankan program vaksinasi lebih digencarkan lagi dan dilakukan di setiap balai desa, agar tidak terjadi kerumunan jika vaksinasi dilakukan di satu titik saja.
“Nakes kita 2.000-an, bagaimana lulusan Akper, dokter-dokter di UNJA dan sekolah kesehatan. Ini kita ajak diskusi bersama, kita training mereka, kita jadikan mereka nakes sementara untuk vaksinasi. Kalau itu dirumuskan selesai masalah. Tinggal kita mengajak bupati/walikota diskusi bersama. Dan di desa ada dana desa untuk penanganan Covid, ini peluang kita dan tolong dipikirkan,” kata Edi.
Discussion about this post